Brucellosis. zoonosis

  • Channel

    Brucellosis

    Jan 25, 2022
    • Brucellosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi anggota genus bakteri, Brucella.

    Etiologi

    • Enam spesies klasik Brucella telah diidentifikasi yang memiliki preferensi inang spesifik
    • yang dapat menyebabkan penyakit pada anjing :
      • B. canis
      • B. melitensis
      • B. suis
      • B. abortus
    • B. canis :
      • kecil
      • gram negatif
      • aerobik
      • coccobacillus
      • memiliki kadar lipopolisakarida(LPS) yang lebih sedikit
      • inang yang terbatas
      • manusia dapat terinfeksi B. canis tetapi tampaknya relatif resisten


    Penularan

    • B. canis menginfeksi inang dengan
      • menembus selaput lendir :
      • terutama rongga mulut
      • vagina
      • konjungtiva.
    • Penularan biasanya terjadi melalui
      • genital
      • konsumsi
      • inhalasi.
    • Penularan transplasenta dan penularan melalui susu jarang
    • B. canis dikeluarkan melalui:
      • urin,
      • sekret vagina,
      • air mani,
      • bahan yang diaborsi (konsentrasi paling tinggi),
      • susu (konsentrasi sedkit)
      • sekret hidung
      • urin
      • saliva.

    Patofisiologi

    • B. canis difagosit oleh makrofag
    • bertahan intraseluler,
    • diangkut ke jaringan limfatik dan saluran genital dan kemudian berkembang biak
    • Beberapa organisme dapat bertahan dalam fagosit mononuklear
    • Bakteremia dimulai 1-4 minggu setelah infeksi
    • Bakteremia dapat berlangsung  6-64 bulan
    • Jumlah terbesar  terdapat pada
      • kelenjar getah bening
      • limpa
      • jaringan gonad.
    • dapat menyebar ke jaringan lain, seperti
      • ginjal
      • mata
      • diskus intervertebralis
      • selaput otak (meningen)↓

    Diagnosa
    Pemeriksaan Fisik /Riwayat:

    • Anjing mungkin tidak memiliki kelainan pada pemeriksaan fisik.
    • Anjing jantan cenderung memiliki gejala klinis lebih jelas dari betina, karena ada penyakit testis seperti :
      • dermatitis skrotum
      • edema skrotum
      • pembesaran testis sekunder akibat orkitis dan/atau
      • epididimitis
      • ↓ volume ejakulasi.
      • kualitas semen buruk
      • atrofi testis
    • Keguguran biasanya terjadi pada usia kebuntingan 45-60 hari
    • anak anjing biasanya mengalami autolisis
    • vaginal discharge berwarna coklat atau hijau abu-abu sering terlihat selama 1-6 minggu setelah aborsi.
    • sulit bunting atau kematian embrio dini dengan resorpsi janin juga dapat terjadi.
    • Demam jarang
    • Kadang-kadang, splenomegali dan limfadenopati
    • Kualitas rambut  buruk
    • intoleransi olahraga
    • Diskospondilitis
    • anoreksia
    • ↓ berat badan
    • nyeri pada palpasi tulang belakang
    • kelemahan otot
    • pincang
    • ataksia
    • paresis
    • lesi okular
      • uveitis anterior
      • endophthalmitis
      • hyphema
      • chorioretinitis
      • ablasi retina
      • edema kornea
      • neuritis optik
      • glaukoma sekunder
    • Lesi lain jarang, seperti :
      • meningoensefalitis
      • osteomielitis appendicular
      • endokarditis
      • dermatitis pyogranulomatous

    Analisis Semen:

    • Kelainan semen terlihat  5 minggu pasca infeksi
    • paling jelas pada 8 minggu pasca infeksi.
    • Perubahan semen :
      • sperma yang belum matang
      • bagian tengah bengkak,
      • tetesan protoplasma yang tertahan
      • ekor  bengkok
      • kepala  terlepas,
      • kelompok sel inflamasi.
    • 20 minggu pasca infeksi, >90% sperma menjadi abnormal

    Radiografi, mungkin ditemukan:

    • osteomielitis apendikular
    • discospondylitis

    Serologi:

    • biasanya negatif selama 2-4 minggu pertama
    • ↑ titer antibodi  pada betina selama proestrus, estrus, kehamilan, atau aborsi
    • Antibiotik dapat menekan bakteremia dan menhasilkan negatif palsu.
    • Titerdapat tetap positif hingga 36 bulan setelah bakteremia berhenti
    • Tes serologi  :
      • Rapid Slide Aglutination Test (RSAT):
        • biasanya untuk  skrining.
        • mendeteksi antibodi lebih awal
        • sensitivitas sedang hingga tinggi (70,58%)
        • spesifisitas 40-50%
        • ada reaksi sialng dengan bakteri lain
        • Hasil positif  harus dikonfirmasi dengan pengujian tambahan.
      • Tube Aglutination Test (TAT):
        • dapat diketahui titer nya
        • 2-mercaptoethanol juga digunakan dengan TAT.
        • Titer 1:50 menunjukkan infeksi awal atau pemulihan
        • Titer 1:50 hingga 1:100 dugaan infeksi.
        • Titer >1:200 infeksi aktif.
        • dapat digunakan sebagai tes skrining
        • ada reaksi sialng dengan bakteri lain
      • Agar Gel Immunodiffusion (AGID) Test:
        • identifikasi antibodi terhadap antigen sitoplasma B. canis (CPAg-AID) 
        • tidak ada reaksi silang dengan antibodi terhadap bakteri lain.
        • lebih spesifik (100%)
        • dapat digunakan untuk konfirmasi tes RSAT atau TAT
        • Tes CPAg-AGID positif 12 minggu setelah infeksi
        • sensitivitas yang rendah (sekitar 53%).
        • dapat tetap positif selama 36 bulan setelah resolusi bakteremia.
      • ELISA Assay:
      • Sensitivitas 91%
      • spesifisitas 100%
    • PCR Assay:
      • dapat mendeteksi Brucella spp
      • PCR semen atau usap vagina bisa positif, meskipun dalam kasus di mana bakteremia tidak ada lagi
    • Kultur Bakteri:
      • Isolasi B. canis dari jaringan yang terinfeksi adalah tes yang paling definitif
      • Waktu optimal untuk kultur B. canis adalah 2-4 minggu setelah infeksi.
      • Semen dapat digunakan untuk biakan selama 3 bulan pertama infeksi
      • Bahan lain untuk kultur :
        • ulas vagina
        • janin yang diaborsi
        • plasenta

    Etiologi:

    • Brucella abortus
    • Brucella canis
    • Brucella melitensis
    • Brucella suis

    Prosedur Diagnostik:    

    • Hemogram :
      • Leukositosis
      • Neutrofilia
    • Urinalisis
      • Bakteriuria, bakteri urin meningkat
      • Proteinuria, albuminuria
    • Radiografi kerangka - tulang/sendi yang terlibat
      • Osteomielitis
    • Radiografi tulang belakang
      • Diskospondilitis, osteomielitis vertebral
    • Pemeriksaan mata
      • Katarak, kekeruhan lensa
      • Korioretinitis
      • Iridocyclitis, iris / badan silia meradang
      • Neuritis optik
    • Serologi untuk penyakit tertentu
      • Titer Brucella positif
    • Biokimia serum, paling konsisten :
      • Hiperglobulinemia dan
      • Hipoalbuminemia
    • Kultur jaringan, bahan yang terlibat
      • Brucella diisolasi dan diidentifikasi pada janin, plasenta, darah, ejakulasi atau testis
    • Analisis cairan, serebrospinal (CSF)
      • Pleositosis CSF, sel meningkat
      • Pleositosis neutrofilik cairan serebrospinal (CSF)
      • Protein cairan serebrospinal (CSF) meningkat
    • Biopsi dan histopatologi lesi/jaringan yang terkena
      • Orkitis
    • Evaluasi sperma
      • Azoospermia, spermatozoa tidak ada
      • Sperma tidak normal
    • PCR

    Manajemen

    • sebaiknya disteril, tidak dikembangbiakkan
    • Terapi antibiotik
      • sulit karena organisme hidup intraseluler
      • Bakteri dapat bertahan di jaringan bahkan setelah bakteremia telah teratasi
      • Sering kambuh
      • Tidak ada protokol pengobatan universal  dan 100% efektif
      • biasanya diobati dengan kombinasi antibiotik 
      • Tetrasiklin dan aminoglikosida  :
        • Dihydrostreptomycin adalah aminoglikosida yang paling manjur, bisa diganti Streptomisin atau gentamisin
      • Minosiklin atau doksisiklin , 25 mg/kg PO s1dd selama 4 minggu, kombinasi gentamisin  5 mg/kg SC s1dd selama 7 hari pada minggu 1 dan minggu 4.
        • Jika ada infeksi mata, minosiklin atau doksisiklin diberikan pada 15 mg / kg PO q 12 jam selama 8 minggu
      • Streptomisin bisa diganti gentamisin dengan dosis 20 mg/kg IM, SC s1dd selama 7 hari pada minggu 1 dan minggu 4.
        • jika ada infeksi mata berikan selama minggu 1, 3, 5, dan 7
      • Dihydrostreptomycin, dosis 20 mg/kg IM, SC s1dd selama 7 hari pada minggu 1 dan minggu 4
      • Tetrasiklin dapat digunakan dengan aminoglikosida dengan dosis 30 mg/kg PO s2dd
      • Pasien dengan discospondylitis membutuhkan perawatan yang lebih lama
    • Kastrasi atau OH setelah terapi antibiotik untuk mengurangi pelepasan organisme
    • Enukleasi :
      • mungkin perlu jika infeksi mata jadi pusat infeksi persisten
      • infeksi mata kambuh sekitar 6-21%.
      • Dalam satu jurnal 3 anjing dengan B. canis endophthalmitis dirawat selama 96 minggu antibiotik topikal  doksisiklin, enrofloxacin, rifampisin, dan streptomisin.
    • Terapi suportif, untuk merawat kondisi akibat sepert :
      • Diskospondilitis
      • Osteomielitis
      • Uveitis
      • Infertilitas

    Monitor & Prognosa

    • Kultur bakteri atau pengujian CPAg-AGID
      • dilakukan pada akhir terapi antibiotik dan
      • setiap 3 bulan sampai hasilnya negatif 2 kali berturut-turut.
      • Selama pengobatan, titer ME-TAT dapat dipantau untuk mengevaluasi respons terhadap terapi.
      • Titer harus turun dengan pengobatan yang efektif ke <1:100.
    • anjing tidak sakit kritis
    • prognosa untuk eliminasi infeksi cukup baik
    • karena habitat intraseluler pengobatan lebih sulit
    • sering terjadi relaps setelah penghentian pengobatan
    • Organisme dapat bertahan di jaringan tanpa bakteremia.
    • Hewan yang terinfeksi  dan tidak boleh dikawinkan
    • meskipun pengobatan tampaknya berhasil

    Pencegahan

    • hewan yang terinfeksi dieliminasi dari program  breeding
    • hasrus diisolasi dari populasi
    • eutanasia biasanya dianjurkan
    • Jika diobati, harus diisolasi dan dikebiri, dan tidak digunakan untuk breeding lagi
    • tidak boleh keluar masuk kandang sampai penyakitnya hilang
    • desinfeksi lingkungan
    • Orang yang bekerja dengan anjing yang terinfeksi harus memakai pakaian pelindung (misalnya sarung tangan)
    • kennel dianggap bersih dari brucellosis jika semua hewan dalam populasi tes negatif selama 3 bulan berturut-turut
    • Tes tahunan untuk brucellosis juga harus dilakukan pada semua anjing di kennel
    • Direkomendasikan bahwa hewan yang akan di kawinkan dites 3-4 minggu sebelumnya


    Potensi Zoonosis

    • Manusia dapat terinfeksi melalui kontak dengan cairan dan jaringan dari anjing yang terinfeksi, termasuk urin, air mani, dan bahan aborsi.
    • manusia relatif resisten terhadap infeksi B. canis dibandingkan dengan Brucella lainnya
    • gejala klinis infeksi :
      • demam
      • kedinginan
      • kelelahan
      • penurunan berat badan
      • limfadenopati.
    • Pemilik harus diedukasi tentang potensi zoonosis B. canis
    • edukasi prosedur kebersihan saat menangani cairan atau jaringan dari hewan yang terinfeksi

     

    Spesies
    Tipe
Judul Kategori Tipe
Brucellosis Infeksi Bakteri, Reproduksi Artikel