Alopecia X

  • Channel

    Alopecia X

    Jan 25, 2022
    • Alopecia X, sesuai namanya, masih misteri, banyal yang belum diketahui
    • menyebabkan alopecia non-inflamasi pada anjing dewasa.
    • Meskipun polanya mirip dengan penyakit endokrin (hyperadrenocorticism), patogenesisnya belum jelas
    • Konsentrasi hormonal serum bervariasi &  tidak berkorelasi dengan pertumbuhan rambut kembali
    • Perubahan rambut terjadi saat puber, tapi usia onset berkisar antara 1-10 tahun.
    • mungkin ada faktor genetik
    • merupakan penyakit kosmetik dan anjing tetap sehat. .

    Sinonim:

    • Hair Cycle Arrest
    • Pseudo-Cushing’s Syndrome
    • Growth Hormone Deficiency of the Adult Dog
    • Hyposomatotropism of the Adult Dog
    • Growth Hormone-Responsive Dermatosis
    • Castration-Responsive Dermatosis
    • Sex Hormone Dermatosis
    • Estrogen-Responsive Dermatosis
    • Testosterone-Responsive Dermatosis
    • Biopsy-Responsive Alopecia
    • Adrenal Sex Hormone Disorder
    • Congenital Adrenal Hyperplasia
    • Mitotane-Responsive Dermatosis
    • Nordic Breed Follicular Dysplasia
    • Follicular Dysplasia of the Siberian Husky And Malamute
    • Malamute Coat Funk
    • Wooly Syndrome
    • Black Skin Disease
    • Post-Clipping Alopecia
    • Deskripsi Penyakit:

    Etiologi dan Patofisiologi

    • Patogenesis belum jelas
    • mungkin berhubungan dengan :
      • steroid adrenal (17-hidroksiprogesteron)
      • hormon seks
      • ketidakseimbangan hormon gonad
      • ketidakseimbangan siklus pertumbuhan rambut
      • hormon abnormal pada folikel rambut 
      • faktor genetik
      • perubahan reseptor folikel rambut

    Diagnosa banding:

    • Hipotiroidisme, dapatan
    • Hiperadrenokortikalis, Adrenal-Dependent
    • Hiperadrenokortikalis, Pituitary-Dependent
    • Flank alopecia
    • Color dilution alopecia
    • Demodex
    • Dermatofitosis
    • Sebaceous adenitis
    • Anagen defluxion
    • Telogen defluxion

    Diagnosa

    • Tes diagnostik mungkin perlu untuk mengeliminasi penyakit lain

    Pemeriksaan Fisik :

    • Gejala bervariasi berdasarkan stadium penyakit
    • Awalnya bulu yang kusam dan kering
    • Kemudian alopecia di :
      • leher
      • ekor
      • badan
      • perineum
      • paha
    • Hiperpigmentasi mungkin ada

    Biopsi Kulit: 

    • menunjukkan penghentian siklus rambut difus
    • dominan folikel rambut telogen
    • flame follicle 

    Hormon Tiroid: tiroksin &  Thyroid releasing hormon (TRH)  normal.

    Hormon Steroid Adrenal: Untuk mengetahui gangguan hormon adreanal

    Kortisol urin: rasio kreatinin: kortisol urin mungkin normal atau meningkat

    Etiologi

    • penyebab berhentinya siklus rambut tidak diketahui
    • kemungkinan bahwa Alopecia X mewakili kompleks penyakit, bukan penyakit tunggal.
    • Pertumbuhan kembali rambut tidak berhubungandengan konsentrasi serum hormon steroid adrenal.
    • Hambatan pertumbuhan rambut bersifat lokal, bukan sistemik

    Gejala Klinis

    • awal, lapisan "uppercoat" hilang
    • Rambut kusam dan  tekstur kering
    • Lanjutan, alopecia lengkap pada
      • leher
      • ekor
      • dorsum caudal
      • perineum
      • paha caudal
      • dapat menjadi hiperpigmentasi
    • anjing sehat dan tidak memiliki tanda-tanda sistemik (seperti poliuria, polidipsia, polidipsia)

    Etiologi:

    • Genetik
    • Idiopatik

    Predileksi Ras

    • Alaskan malamute
    • Chow chow
    • Keeshond
    • Miniature poodle
    • Pomeranian
    • Samoyed
    • Siberian husky

     

    Predileksi Usia:

    • Dewasa, setengah baya
    • Tua
    • Muda

     

    Prosedur Diagnostik

    • Tes hormon seks :
    • ↑ Hormon seks
    • Biopsi dan histopatologi kulit
    • kerusakan akar rambut Anagen
    • Dominan folikel catagen dan telogen
    • ↑ melanin kulit
    • Melanosis epidermis
    • Folikel api (flame follicle)
    • Atrofi folikel
    • Keratosis folikel
    • kerusakan batang rambut
    • Keratinisasi trikolemal abnormal

    Manajemen

    • Bedah
      • sterilisasi merupakan alternatif karena dapat menyebabkan pertumbuhan rambut
      • 60 % yang disteril tumbuh kembali rambutnya
      • Jika gagal, atau berulang mungkin perlu obat-obatan sistemik
    • Terapi Medis Sistemik
      • Trilostane (Vetoryl®, Dechra) 3,6-10,8 mg/kg PO q 24 jam
        • adalah inhibitor kompetitif dan reversibel dari enzim 3β-hydroxysteroid dehydrogenase.
        • penting untuk produksi adrenal glukokortikoid, mineralokortikoid dan hormon seks
        • Mungkin diperlukan beberapa minggu hingga bulan untuk pertumbuhan kembali setelah trilostane dimulai.
        • Setelah  tumbuh kembali, dosisditurunkan.
        • Jika rambut gagal tumbuh kembali dosis disesuaikan
      • Melatonin
        • adalah neurohormon yang diproduksi oleh kelenjar pineal
        • penting dalam siklus reproduksi
        • menyebabkan pertumbuhan kembali rambut tanpa perubahan signifikan hormon seks serum
        • sekitar 40% kasus tumbuh kembali rambutnya
        • respon tidak konsisten
        • efek samping lesu
        • kontraindikasi pada DM → resitensi insulin
        • Dosis :
          • 3-6 mg per anjing PO setiap 12 jam (2-3 bulan) atau
          • 0,5 mg/kg PO setiap 12 jam
          • injeksi 12,5 mg SC setiap 2 minggu
          • Implan subkutan (Dermatonin®, Melatek):
            • 8 mg untuk anjing <9 kg,
            • 12 mg untuk anjing 9-18 kg,
            • 18 mg untuk anjing >18 kg.
            • Perawatan ulang mungkin diperlukan 1-2 kali setahun.
            • implan kadang menyebabkan abses atau granuloma steril
      • Deslorelin (Suprelorelin®, Virbac)
        • agonis gonadotropin releasing hormon
        • tingkat keberhasilan 60-75%
        • implan  4,7 mg SC
        • tumbuh kembali dalam 3-6 bulan
      • Medroxyprogesterone acetate (MPA)
        • progestin sintetis
        • 5 -10 mg/kg SC setiap 4 minggu (total 4 suntikan)
        • potensi efek samping pemberian jangka panjang :
          • nodul mammae
          • hiperplasia endometrium kistik
          • diabetes mellitus 
      • Fulvestrant (Faslodex®, AstraZeneca)
        • antagonis reseptor estrogen
        • 20 mg/kg IM 1x/bulan selama 2 bulan berturut-turut
      • Mitotan (o,p'-DDD, Lysodren®, Bristol-Myers Squibb)
        • agen sitotoksik menyebabkan nekrosis selektif korteks adrenal
        • mekanisme tidak diketahui
        • Dosis :
          • 15-25 mg/kg PO setiap 24 jam selama 5-7 hari,
          • dilanjutkan 25 mg/kg PO dua kali seminggu
      • Ketoconzole 10-15 mg/kg BID
    • Terapi Topikal
      • Microneedling
        • bentuk lokal, kecil, trauma kulit yang merangsang pertumbuhan kembali rambut.
        • Mekanisme belum jelas
        • alat microneedling Jerman (yaitu MC915 dan MC925; Dermaroller® GmBh, Wolfenbuettel)
        • pertumbuhan rambut difus  90% setelah 5 -12 minggu
        • panjang jarum mikro sepanjang 2,5 mm
        • kulit sedikit eritematosa (microbleeding), tapi sembuh dalam beberapa jam.

    Monitor & Prognosa

    • monitor efek samping obat
      • trilostane atau mitotane → hipoadrenokortisisme, tes stimulasi ACTH, profil biokimia,
    • dapat kambuh kembali
    • pertumbuhan rambut spontan ada tapi jarang
    • prognosa baik, anjing tetap sehat, karena penyakit bersifat kosmetik

     

       

       

      Kategori
      Spesies
      Tags
      Tipe
      References
      • Miller W H, Griffin C E, Campbell K L, et al: Hair cycle arrest. Muller & Kirk Small Animal Dermatology 201 pp. 501-37.
      • Cerundolo R: Canine alopecia X. Companion Anim 2009 Vol 14 pp. 47-52.
      • Frank L A: Oestrogen receptor antagonist and hair regrowth in dogs with hair cycle arrest (alopecia X). Vet Dermatol 2007 Vol 18 (1) pp. 63-6.
      • Cerundolo R, Lloyd DH, Persechino A, Evans H, Cauvin A: Treatment of canine Alopecia X with trilostane. Vet Dermatol 2004 Vol 14 pp. 285-293.
      • Bernardi de Souza L, Paradis M, Zamberlam G, et al: Identification of 5-reductase isoenzymes in canine skin. Vet Dermatol 2015 Vol 26 (5) pp. 363-e81.
      • Frank LA, Donell RL, Kania SA: Oestrogen receptor evaluation in Pomeranian dogs with hair cycle arrest (alopecia X) on melatonin supplementation. Vet Dermatol 2006 Vol 17 (4) pp. 252-8.
      • Albanese F, Malerba E, Abramo F: Deslorelin for the treatment of hair cycle arrest in intact male dogs. Vet Dermatol 2014 Vol 25 (6) pp. 519-22,e87-88.
      • Muentener T, Schuepbach-Regula G, Frank L. et al: Canine noninflammatory alopecia: a comprehensive evaluation of common and distinguishing histological characteristics. Vet Dermatol 2012 Vol 23 (3) pp. 206-e44.
      • Frank LA, Hnilica KA, Rohrbach BW, Oliver JW: Retrospective evaluation of sex hormones and steroid hormone intermediates in dogs with alopecia. Vet Dermatol 2003 Vol 14 (2) pp. 91-97.
      • Frank LA, Hnilica KA, Oliver JW: Adrenal steroid hormone concentrations in dogs with hair cycle arrest (Alopecia X) before and during treatment with melatonin and mitotane. Vet Dermatol 2004 Vol 15 (5) pp. 278-284.
      • Stoll S, Dietlin C, Nett-Mettler CS: Microneedling as a successful treatment for alopecia X in two Pomeranian siblings. Vet Dermatol 2015 Vol 26 (5) pp. 387-e88.
      • Walder EJ, Ihrke PJ, Affolter VK. et al: Diseases of the Dog and Cat. Clinical and Histopathologic Diagnosis, 2nd ed. Oxford, UK: Blackwell Science 2005 pp. 494-97.
      • Rest JR, Lloyd DH, Cerundolo R: Histopathology of alopecia . Vet Dermatol 200 Vol 15 pp. s1-23.
      • Ashley PF, Frank LA, Schmeitzel LP, et al: Effect of oral melatonin administration on sex hormone, prolactin, and thyroid hormone concentrations in adult dogs. J Am Vet Med Assoc 1999 Vol 215 (8) pp. 1111-5.
      • Frank LA, Watson JB: Treatment of alopecia X with medroxyprogesterone acetate. Vet Dermatol 2013 Vol 24 (6) pp. 624-7, e153-4.
      • Frank LA: Growth hormone-responsive alopecia in dogs. J Am Vet Med Assoc 2005 Vol 226 (9) pp. 1494-7.
      • Paradis M: Alopecia X. . Am Acad Vet Dermatol Newsletter 200 pp. summer:12.
      • Koch SN, Torres SMF, Plumb DC: Melatonin. Canine and Feline Dermatology Drug Handbook Ames,IA, Wiley-Blackwell 2012 pp. 139-41.
      • Miller WH, Griffin CE, Campbell KL: Dermatologic Therapy. Muller & Kirk Small Animal Dermatology, 7th ed. St. Louis, MO: Elsevier Mosby 2013 pp. 200-388.
      • Mausberg E M, Leeb T, Dolf G, Rufenacht S, et al: Evaluation of the CTSL2 gene as a candidate gene for alopecia X in Pomeranians and Keeshonden. Anim Biotechnol 2007 Vol 18 (4) pp. 291-6.
      • Mausberg E M, Drogemuller C, Rufenacht S, et al: Inherited alopecia X in Pomeranians. DTW. Dtsch. Tierarztl 2007 Vol 114 (4) pp. 129-34.
      • Mausberg E M, Drogemuller D, Dolf G, et al: Exclusion of patched homolog 2 (PTCH2) as a candidate gene for alopecia X in Pomeranians and Keeshonden. Vet Rec 2008 Vol 163 (4) pp. 121-3.
      • Leone F, Cerundolo R, Vercelli A, et al: The use of trilostane for the treatment of alopecia X in Alaskan malamutes. J Am Anim Hosp Assoc 2005 Vol 41 (5) pp. 336-42.
      • Cerundolo R, Lloyd D H, Vaessen M M A R, et al: Alopecia in pomeranians and miniature poodles in association with high urinary corticoid:creatinine ratios and resistance to glucocorticoid feedback. Vet Rec 2007 Vol 160 (12) pp. 393-7.
    Judul Kategori Tipe
    Alopecia X Dermatologi Artikel