Kucing akromegali biasanya memiliki adenoma hipofise fungsional yang berlebihan melepaskan GH
Jarang akibat hiperplasia hipofise atau karsinoma
ada kemungkinan penyakit genetik
Anjing:
Jarang dilaporkan pada anjing.
Hipersekresi GH sering disebabkan respon terhadap progesteron (eksogen atau endogen) yang berlebihan.
Bisa sekunder akibat adenoma hipofise dan tumor payudara yang memproduksi GH.
Kelebihan GH juga dapat diinduksi oleh hipotiroidisme
Anjing gembala Jerman cenderung mengalami akromegali
Patofisiologi
GH dan IGF-1 yang berlebihan memiliki banyak efek pada tubuh.
Banyak kucing akromegali dengan gejala klinis diabetes mellitus (DM), akibat resisten insulin.
sekitar 25% kucing diabetes disertai akromegali
Insiden DM pada anjing dengan akromegali lebih rendah daripada kucing
pada anjing sering berhubungan dengan progesteron berlebihan atau endokrinopati lainnya.
Anjing akromegali dan DM mungkin menujukkan resistensi insulin.
Efek anabolik GH dan IGF-1 dapat menyebabkan pertumbuhan tulang berlebihan dan organomegali.
Gangguan pernapasan dapat terjadi jika ada pertumbuhan jaringan langit-langit lunak dan laring.
Kelainan kardiovaskular dapat terjadi, akibat respon terhadap GH :
pembesaran atrium kiri
hipertrofi ventrikel
aritmia
murmur
hipertensi sistemik
Kelainan neurologis jarang, tapi dapat berkembang akibat pembesaran tumor hipofise
sebagian besar adenoma hipofise tumbuhnya lambat
Glomerulopati dan penyakit ginjal sekunder dapat berkaitan dengan akromegali.
Diagnosa
Pemeriksaan Fisik/Riwayat:
Perubahan fisik akromegali berkembang perlahan (bulan s/d tahunan), bisa berupa :
kepala lebar
kaki besar
↑ berat badan (obesitas),
lipatan kulit yang berlebihan, ↑ jarak interdental,
penonjolan mandibula (prognathia inferior),
lapisan rambut jelek,
organomegali.
terengah-engah
poliuria
polidipsia.
Tumor mammae yang teraba (mungkin pada anjing)
tanda neurologis jarang, mungkin berupa :
kelesuan
ketumpulan mental
defisit proprioseptif
berputar-putar
kebutaan
kejang.
Stridor = suara pernapasan saat menarik/membuang nafas. Akibat pertumbuhan berlebihan langit-langit lunak dan jaringan laring.
murmur jantung dan aritmia.
Dispnea
berbagai tanda hipertensi
pincang atau posisi plantigrade
Hemogram : Eritrositosis akibat efek anabolik GH dan IGF-1
Biokimia, mungkin terjadi:
hiperglikemia
hiperkolesterolemia
↑ ALP
↑ kreatinin kinase
hiperfosfatemia
hipertrigliseridemia
hiperglobulinemia
↑ fruktosamin (jika ada DM)
Azotemia
Urinalisis:
Isosthenuria
glukosuria
proteinuria
Kultur urin dianjurkan.
Echokardiografi, pada kucing mungkin terjadi:
kardiomiopati
hipertrofi konsentris ventrikel kiri
pembesaran atrium kiri
diastolik abnormal.
Tidak ada laporan echokardiografi dari anjing.
Radiografi: Organomegali perut dan kardiomegali
Pencitraan Lanjutan (CT, MRI):
Tumor hipofise dapat terdeteksi
massa hipofise
penebalan tulang frontal
akumulasi jaringan lunak di rongga hidung, dan faring;
prognathia inferior (mandibula menonjol)
Uji Hormon Pertumbuhan (jarang):
dapat diukur pada anjing
Kadar GH dapat bervariasi sepanjang hari
evaluasi tingkat GH saja tidak definitif akromegali.
Serum IGF-1 Assay:
umum digunakan untuk akromegali.
IGF-1 tidak berfluktuasi sebanyak GH
waktu paruh yang lebih lama
beberapa pasien diabetes mungkin awalnya memiliki kadar IGF-1 rendah - normal yang meningkat setelah terapi insulin
Oleh karena itu, pengukuran IGF-1 harus dilakukan beberapa minggu setelah mulai terapi insulin
terapi insulin jangka panjang mungkin meningkatkan IGF-1
Serum Ghrelin:
hormon pertumbuhan yang terlibat dalam regulasi homeostasis energi
kucing diabetes (dengan atau tanpa akromegali) mengalami penurunan kadar serum ghrelin
Gejala Klinis
berhubungan dengan manajemen DM yang tidak cukup
polifagia
polidipsia
poliuria
↑ berat badan
wajah lebar
kaki membesar
pembesaran abdomen
lipatan kulit berlebihan
organomegali perut
massa mammae,
↑ jarak interdental
penonjolan mandibula
lesu
mental tumpul
gangguan penglihatan
berputar
kejang
defisit proprioseptif
stridor inspirasi,
terengah-engah
dispnea
murmur jantung
aritmia jantung
ritme gallop
pincang
sikap plantigrade.
Etiologi:
Growth hormone
Adenoma hipofise
Hiperplasia hipofise
Neoplasia hipofise
Predileksi Ras/Spesies:
Tidak ada
Predileksi Gender:
Jantan
Predileksi Usia:
Dewasa, setengah baya
Tua
Prosedur Diagnostik
Hemogram : Hemokonsentrasi atau polisitemia
Urinalisis :
Glukosuria
glikosuria
Isosthenuria, berat jenis urin 1,008 - 1,012
Ketonuria
Proteinuria
albuminuria
Radiografi toraks : Kardiomegali
Radiografi kepala/tengkorak :
Deformitas tulang
Mandibula membesar
perubahan mandibula
perubahan maxilla
Rongga hidung keruh
Ekokardiografi dengan Doppler:
Pembesaran atrium, kiri
Hipertrofi ventrikel, kiri
EKG :
Aritmia, iregular
EKG abnormal
Uji fruktosamin : >400 mol/L
Pemeriksaan mata :
Katarak
lensa keruh
Biokimia :
↑ Alanine aminotransferase (ALT)
Azotemia
Uremia
Hiperkolesterolemia
Hiperglobulinemia
Hiperglikemia
Hiperfosfatemia
Hiperproteinemia
Lipidemia
Ultrasonografi abdomen
Hipertrofi adrenal bilateral
Pankreas membesar
Renomegali
CT atau MRI kepala :
Massa hipofise
Uji faktor pertumbuhan :↑ insulin
Manajemen
Sebagian besar hanya diterapi menggunakan insulin
PERAWATAN MEDIS
insulin untuk mengelola efek diabetogenik akromegali
analog somatostatin, antagonis reseptor hormon pertumbuhan (umum di manusia tetapi belum dipelajari secara luas dalam kedokteran hewan)
Analog somatostatin (octreotide, pasireotide) keberhasilan terbatas pada beberapa kucing, dapat menurunkan GH
Sandostatin, Long acting somatostatin tidak menunjukkan manfaat pada kucing, mungkin reseptor berbeda
antagonis reseptor hormon pertumbuhan. Belum ada laporan pada kucing
Meningkatkan insulin, hanya mengendalikan efek diabetogenik, tidak berpengaruh pada GH
BEDAH
Membuang tumor hipofise dapat dilakukan pada kucing dan anjing.
Biasanya hipofisektomi.
Setelah operasi, pasien memerlukan pengobatan dengan kortison, L-tiroksin, dengan atau tanpa desmopresin, untuk mengkompensasi hilangnya fungsi hipofise.
Dalam satu kasus akromegali kucing, pasien menerima 25 U insulin detemir (Levemir-Novo Nordisk) empat kali sehari sebelum operasi, dan tiga minggu setelah operasi, pasien tidak lagi memerlukan terapi insulin. Hingga satu tahun kemudian, insulin pasien -like growth factor-1 (IGF-1) dan konsentrasi hormon pertumbuhan tetap normal.
kasus lain, kucing jantan DSH, steril, 13 tahun, hipofisektomi transsphenoidal. Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus resisten insulin dan menerima 15 U insulin glargine setiap 12 jam. Diabetes mellitus pasien sembuh dua minggu setelah operasi dan tetap dalam remisi selama delapan bulan
RADIASI
Terapi radiasi adalah pilihan lain untuk pengobatan akromegali kucing,
pasien biasanya mengalami efek radiasi sistem saraf pusat jangka panjang yang tidak diinginkan.
Tidak ada protokol pengobatan standar untuk massa hipofisis, dan berbagai metode telah digunakan, termasuk fraksi dosis tunggal dan ganda, pemberian dosis total 1.500 hingga 4.500 cGY.
Efek samping terapi radiasi termasuk rambut rontok, pigmentasi kulit, dan otitis eksterna.
Efek samping jangka panjang yang dilaporkan termasuk nekrosis otak, pertumbuhan kembali tumor, kehilangan penglihatan, dan gangguan pendengaran
Scudder CJ, Niessen SJ, Catchpole B, et al: Feline hypersomatotropism and acromegaly tumorigenesis: a potential role for the AIP gene. Domest Anim Endocrinol 2017 Vol 59 (0) pp. 134-39.
Fracassi F, Gandini G, Diana A, et al: Acromegaly due to a somatroph adenoma in a dog. Domest Anim Endocrinol 2007 Vol 32 (1) pp. 43-54.
Murai A, Nishii N, Morita T, et al: GH-producing mammary tumors in two dogs with acromegaly. J Vet Med Sci 2012 Vol 74 (6) pp. 771-4.
Johnstone T, Terzo E, Mooney CT: Hypothyroidism associated with acromegaly and insulin-resistant diabetes mellitus in a Samoyed. . Aust Vet J 2014 Vol 92 (11) pp. 437-42.
Fracassi F, Zagnoli L, Rosenbery D, et al: Spontaneous acromegaly: a retrospective case control study in German shepherd dogs. Vet J 2014 Vol 202 (1) pp. 69-75.
Fletcher JM, Scudder CJ, Kiupel M, et al: Hypersomatotropism in 3 Cats without Concurrent Diabetes Mellitus. J Vet Intern Med 2016 Vol 30 (4) pp. 1216-21.
Peterson ME, Taylor RS, Greco DS, et al: Acromegaly in 14 cats. J Vet Intern Med 1990 Vol 4 (4) pp. 192-201.
Myers J A, Lunn K F, Bright J M: Echocardiographic findings in 11 cats with acromegaly. J Vet Intern Med 2014 Vol 28 (4) pp. 1235-8.
Lamb CR, Ciasca TC, Mantis P, et al: Computed tomographic signs of acromegaly in 68 diabetic cats with hypersomatotropism. J Feline Med Surg 2014 Vol 16 (2) pp. 99-108.
Fischetti AJ, Gisselman K, Peterson ME: CT and MRI evaluation of skull bones and soft tissues in six cats with presumed acromegaly versus 12 unaffected cats. Vet Radiol Ultrasound 2012 Vol 53 (5) pp. 535-9.
Hoier R, Jensen A L, Iversen L: An improved radioimmunoassay for the determination of canine growth hormone based on commercially available reagents. Zentralbl Veterinarmed A 1995 Vol 42 (8) pp. 521-30.
Jensen A l, Hoier R: Determination of insulin-like growth factor 1 in dogs using a commercially available immunoradiometric assay1) . Eur J Clin Chem Clin Biochem 1995 Vol 33 (12) pp. 939-945.
Rosca M, Forcaca Y, Solcan G, et al: Screening diabetic cats for hypersomatotropism: performance of an enzyme-linked immunosorbent assay for insulin-like growth factor 1. J Feline Med Surg 214 Vol 16 (2) pp. 82-8.
Berg RIM, Nelson RW, Feldman ED, et al: Serum insulin-like growth factor-I concentration in cats with diabetes mellitus and acromegaly . J Vet Intern Med 2007 Vol 21 (5) pp. 892-8.
Eigenmann J E, Patterson D F, Zapf J, et al: Insulin-like growth factor I in the dog: a study in different dog breeds and in dogs with growth hormone elevation. Acta Endocrinol (Copenh) 1984 Vol 105 (3) pp. 294-301.
Rijnberk A, Eigenmann JE, Belshaw BE, et al: Acromegaly associated with transient overproduction of growth hormone in a dog. J Am Vet Med Assoc 1980 Vol 177 (6) pp. 534-7.
Bhatti SFM, Duchateau L, Okkens AC, et al: Treatment of growth hormone excess in dogs with the progesterone receptor antagonist aglepristone. Theriogenology 2006 Vol 66 (4) pp. 797-803.
Eigenmann JE, Eigenmann RY, Rijnberk A, et al: Progesterone-controlled growth hormone overproduction and naturally occurring canine diabetes and acromegaly. Acta Endocrinol 1983 Vol 104 (2) pp. 167-76.
Schwedes CS: Transient diabetes insipidus in a dog with acromegaly. J Small Anim Pract 1999 Vol 40 (8) pp. 392-6.
Owen T J, Martin L G, Chen A V: Transsphenoidal Surgery for Pituitary Tumors and Other Sellar Masses. Vet Clin North Am Small Anim Pract 2018 Vol 48 (1) pp. 129-51.
Justin Wakayama, David S. Bruyette, Feline acromegaly: Treatment options.2013
Scudder CJ, Niessen SJ, Catchpole B, et al: Feline hypersomatotropism and acromegaly tumorigenesis: a potential role for the AIP gene. Domest Anim Endocrinol 2017 Vol 59 (0) pp. 134-39.
Fracassi F, Gandini G, Diana A, et al: Acromegaly due to a somatroph adenoma in a dog. Domest Anim Endocrinol 2007 Vol 32 (1) pp. 43-54.
Murai A, Nishii N, Morita T, et al: GH-producing mammary tumors in two dogs with acromegaly. J Vet Med Sci 2012 Vol 74 (6) pp. 771-4.
Johnstone T, Terzo E, Mooney CT: Hypothyroidism associated with acromegaly and insulin-resistant diabetes mellitus in a Samoyed. . Aust Vet J 2014 Vol 92 (11) pp. 437-42.
Fracassi F, Zagnoli L, Rosenbery D, et al: Spontaneous acromegaly: a retrospective case control study in German shepherd dogs. Vet J 2014 Vol 202 (1) pp. 69-75.
Fletcher JM, Scudder CJ, Kiupel M, et al: Hypersomatotropism in 3 Cats without Concurrent Diabetes Mellitus. J Vet Intern Med 2016 Vol 30 (4) pp. 1216-21.
Peterson ME, Taylor RS, Greco DS, et al: Acromegaly in 14 cats. J Vet Intern Med 1990 Vol 4 (4) pp. 192-201.
Myers J A, Lunn K F, Bright J M: Echocardiographic findings in 11 cats with acromegaly. J Vet Intern Med 2014 Vol 28 (4) pp. 1235-8.
Lamb CR, Ciasca TC, Mantis P, et al: Computed tomographic signs of acromegaly in 68 diabetic cats with hypersomatotropism. J Feline Med Surg 2014 Vol 16 (2) pp. 99-108.
Fischetti AJ, Gisselman K, Peterson ME: CT and MRI evaluation of skull bones and soft tissues in six cats with presumed acromegaly versus 12 unaffected cats. Vet Radiol Ultrasound 2012 Vol 53 (5) pp. 535-9.
Hoier R, Jensen A L, Iversen L: An improved radioimmunoassay for the determination of canine growth hormone based on commercially available reagents. Zentralbl Veterinarmed A 1995 Vol 42 (8) pp. 521-30.
Jensen A l, Hoier R: Determination of insulin-like growth factor 1 in dogs using a commercially available immunoradiometric assay1) . Eur J Clin Chem Clin Biochem 1995 Vol 33 (12) pp. 939-945.
Rosca M, Forcaca Y, Solcan G, et al: Screening diabetic cats for hypersomatotropism: performance of an enzyme-linked immunosorbent assay for insulin-like growth factor 1. J Feline Med Surg 214 Vol 16 (2) pp. 82-8.
Berg RIM, Nelson RW, Feldman ED, et al: Serum insulin-like growth factor-I concentration in cats with diabetes mellitus and acromegaly . J Vet Intern Med 2007 Vol 21 (5) pp. 892-8.
Eigenmann J E, Patterson D F, Zapf J, et al: Insulin-like growth factor I in the dog: a study in different dog breeds and in dogs with growth hormone elevation. Acta Endocrinol (Copenh) 1984 Vol 105 (3) pp. 294-301.
Rijnberk A, Eigenmann JE, Belshaw BE, et al: Acromegaly associated with transient overproduction of growth hormone in a dog. J Am Vet Med Assoc 1980 Vol 177 (6) pp. 534-7.
Bhatti SFM, Duchateau L, Okkens AC, et al: Treatment of growth hormone excess in dogs with the progesterone receptor antagonist aglepristone. Theriogenology 2006 Vol 66 (4) pp. 797-803.
Eigenmann JE, Eigenmann RY, Rijnberk A, et al: Progesterone-controlled growth hormone overproduction and naturally occurring canine diabetes and acromegaly. Acta Endocrinol 1983 Vol 104 (2) pp. 167-76.
Schwedes CS: Transient diabetes insipidus in a dog with acromegaly. J Small Anim Pract 1999 Vol 40 (8) pp. 392-6.
Owen T J, Martin L G, Chen A V: Transsphenoidal Surgery for Pituitary Tumors and Other Sellar Masses. Vet Clin North Am Small Anim Pract 2018 Vol 48 (1) pp. 129-51.